Followers

KESAYANGAN


Fatimah az zahraa adalah puteri yang paling disayangi baginda rasulullah.Ini terbukti apabila setiap kali rasulullah pergi berperang , Fatimahlah orang yang terakhir dia mengucapkan selamat tinggal dan setelah pulang Fatimahlah orang pertama yang baginda jumpa.Puteri rasulullah ini menjadi rebutan Umar dan Abu Bakar.Namun,baginda rasulullah telah memilih Ali sebagai menantunya atas sebab tertentu.Maka,jika sebelum ini Fatimah memakai pakaian yang penuh bertampal pada pakaiannya,rasulullah telah menjahitkan sendiri baju pengantin untuk anak kesayangan baginda.Baginda mahu puterinya kelihatan cantik pada hari pernikahan itu.
Ujian Allah tidak kira masa.Datanglah seorang pengemis ke rumah Fatimah sedang Fatimah bersiap-siap."Wahai Fatimah puteri rasulullah,berikan aku sehelai baju",pengemis itu merayu. Segera dihulurkan bajunya yang penuh bertampal kepada si pengemis yang malang itu. Namun, tiba-tiba Fatimah teringat akan nasihat ayahnya bahawa berilah sedekah dengan barang yang sebaik-baiknya.Segera Fatimah memberikan baju pengantin.Setelah mengucapkan terima kasih.Pengemis beredar.Tiba-tiba datang malaikat membawa baju sutera berwarna hijau dari syurga khas untuk Fatimah.Cantiknya baju itu sehingga wanita-wanita kafir Quraisy yang hadir memeluk islam termasuk suami mereka.Sesungguhnya ujian Allah itu hanyalah untuk hamba-hambanya yang terpilih dan setiap ujian itu akan berakhir dengan kesenangan.Wallahualam.

1 comment:

elfan said...

APAKAH ADA KETURUNAN AHLUL BAIT?

Dlm Al Quran yang menyebut 'ahlulbait', rasanya ada 3 (tiga) ayat dan 3 surat.

1. QS. 11:73: Para Malaikat itu berkata: "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait. Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah".

Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka makna 'ahlulbait' adalah terdiri dari isteri dari Nabi Ibrahim.

2. QS. 28:12: Dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusukan(nya) sebelum itu; maka berkatalah Saudara Musa: 'Maukahkamu aku tunjukkan kepadamu 'ahlulbait' yang akan memeliharanya untukmu, dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?

Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya, maka makna 'ahlulbait' adalah meliputi Ibu kandung Nabi Musa As. atau ya Saudara kandung Nabi Musa As.

3. QS. 33:33: "...Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu 'ahlulbait' dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya".

Ayat ini jika dikaitkan dengan ayat sebelumnya QS. 33: 28, 30 dan 32, maka makna para ahlulbait adalah para isteri Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan ditinjau dari sesudah ayat 33 yakni QS. 33:34, 37 dan 40 maka penggambaran ahlulbaitnya mencakup keluarga besar Nabi Muhammad SAW. para isteri dan anak-anak beliau.

Jika kita kaitkan dengan makna ketiga ayat di atas dan bukan hanya QS. 33:33, maka lingkup ahlul bait tersebut sifatnya menjadi universal terdiri dari:

1. Kedua orang tua Saidina Muhammad SAW, sayangnya kedua orang tua beliau ini disaat Saidina Muhammad SAW diangkat sbg 'nabi' dan rasul sudah meninggal terlebih dahulu.

2. Saudara kandung Saidina Muhammad SAW, tapi sayangnya saudara kandung beliau ini, tak ada karena beliau 'anak tunggal' dari Bapak Abdullah dengan Ibu Aminah.

3. Isteri-isteri beliau.

4. Anak-anak beliau baik perempuan maupun laki-laki. Khusus anak lelaki beliau yang berhak menurunkan 'nasab'-nya, sayangnya tak ada yang hidup sampai anaknya dewasa, sehingga anak lelakinya tak meninggalkan keturunan.

Bagaimana tentang pewaris tahta 'ahlul bait' dari Bunda Fatimah?. Ya jika merujuk pada QS. 33:4-5, jelas bahwa Islam tidaklah mengambil garis nasab dari perempuan kecuali bagi Nabi Isa Al Masih yakni bin Maryam.

Lalu, apakah anak-anak Bunda Fatimah dengan Saidina Ali boleh kita anggap bernasabkan kepada nasabnya Bunda Fatimah?. ya jika merujuk pada Al Quran maka anak Bunda Fatimah dengan Saidina Ali tidaklah bisa mewariskan nasab Saidina Muhammad SAW.

Kalaupun kita paksakan, bahwa anak Bunda Fatimah juga ahlul bait, karena kita mau mengambil garis dari perempuannya (Bunda Fatimah), maka untuk selanjutnya yang seharusnya pemegang waris tahta ahlul bait diambil dari anak perempuannya seperti Fatimah dan juga Zainab, bukan Hasan dan Husein sbg penerima warisnya.